persebaya

persebaya

BONEX

BONEX

Kamis, 08 April 2010

Profil Persebaya Surabaya

Nama: PERSEBAYA SURABAYA (Persatuan Sepakbola Surabaya)

Berdiri: 18 Juni 1927

Julukan: Green Force - Bajul Ijo - Laskar Hijau

Alamat: Jl. Karanggayam 1, Surabaya - Indonesia

Telepon: +62 31 522 250

Stadion: Gelora 10 November, Tambaksari Surabaya (kapasitas 40.000 penonton)

Ketua Umum: Walikota Surabaya (Bambang DH)

Manajer: Saleh Ismail Mukadar

Formasi (Pola Permainan)

3 - 5 - 2




Reinkarnasi 1997

PERSEBAYA Surabaya membangun The Dream Team II. Barisan bintang Bajul Ijo 1997 dikumpulkan. Sederet bintang baru digaet. Bonekmania pun berikrar: mendukung Bajul Ijo tanpa anarki. Situasi yang kondusif itu mendorong kembalinya 'Roh Suroboyo'.
Persebaya memang tampak sangat ambisius menghadapi Liga Bank Mandiri (LBM) 2004. Berbagai langkah ditempuh untuk mengembalikan reputasi yang terkikis dua musim terakhir. Indikasinya bisa dilihat dari anggaran senilai Rp 10 miliar.

"Kami tidak memasang target juara. Tapi, kalau peluang itu ada, kami rebut," ungkap Saleh Ismail Mukadar, manajer tim Persebaya.

Manajemen menyiapkan Rp 3 miliar untuk merekrut sederet bintang top, lokal maupun asing. Manajemen juga melakukan rekonsiliasi dengan Hendro Kartiko, Sugiyantoro, Uston Nawawi, dan Anang Mar'ruf, empat pahlawan Bajul Ijo ketika menjuarai LI III 1997.

Mereka akan membentuk kekuatan reinkarnasi Bajul Ijo 1997 bersama Chairil Anwar, Mursyid Effendi, Mat Halil, dan Rahel Tuasalamony yang tetap setia bersama Persebaya berjuang di Divisi I.

"Berkumpulnya kembali pemain-pemain pilar Persebaya ini sangat menguntungkan saya dalam membangun team-work yang tangguh dan harmonis. Saya optimistis dengan tim ini," ungkap Jacksen Tiago, anggota skuad Green Force 1997 asal Brasil yang kini naik pangkat jadi pelatih.

Wajar kalau Jacksen lega. Sebab, selain delapan bintang lama, Jacksen juga mendapatkan pemain andal Yeyen Tumena, alumnus tim PSSI Primavera, dan Cristian Carrasco, top skorer Divisi I musim 2003. Klimaksnya manajemen tim Persebaya mendapatkan bintang populer: Kurniawan Dwi Yulianto.



Pelatih: Jacksen F Tiago (
Brazil)

MERAIH sukses di negeri orang. Itulah Jacksen F. Tiago dari Brasil. Tak percuma ia terbang jauh ke Indonesia untuk melanjutkan karirnya sebagai pesepakbola.
Selama berkiprah 14 tahun berkiprah di Liga Indonesia (LI), ia mendapatkan segala-galanya sebagai pemain: juara (bersama Persebaya Surabaya), runner-up (Petrokimia Putra), gelar Top Skorer (LI III). Dan, sebagai pelatih, ia sukses mengantarkan klub Assyabaab menjuarai Kompetisi Persebaya dan membawa Persebaya kembali ke Divisi Utama Liga Bank Mandiri 2004.

Kunci sukses Jacksen adalah kemauannya untuk melebur dan memasuki budaya di sekitarnya. Tak heran, kalau ia tak sekadar fasih berbahasa Indonesia tapi juga bahasa Jawa dialek Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya.

Komunikasi dan diskusi -dengan pemain, asisten pelatih, pengamat, dan suporter- memang menjadi bagian penting dari program Jacksen untuk membawa kembali Persebaya menjadi juara.

Kelahiran Rio De Janiero, Brasil, 1968-05-28

  • Karir Pemain: 1994-1995 Petrokimia Putra , 1995-1996 PSM Makassar , 1996-1998 Persebaya Surabaya , 1998-1999 Geylang Singapore , 1999-2000 Persebaya Surabaya , 2001- Petrokimia Putra
  • Karir Pelatih: 2002-2003 Klub Assyabaab (anggota kelas utama Persebaya) , 2003- Persebaya di Divisi I , 2004- Persebaya di Divisi Utama
  • Prestasi: runner-up LI I (Petrokimia Putra) , runner-up LI II (PSM) , Juara LI III (Persebaya) , Top Skorer LI III (26 gol) , membawa klub Assyabaab juara kelas utama Kompetisi Persebaya , Persebaya juara Kompetisi Divisi I PSSI

Pendidikan Tak Mengenal Usia



Salut!! Wanita 98 th Meraih Ijasah SMAnya. Saat dia mendekati 99 ulang tahun, Ruth Ida Hayes Greene hanya punya satu penyesalan dalam kehidupan panjang: Dia tidak pernah lulus dari SMA.

Greene mencapai tujuan itu hari Senin ketika Kepala Sekolah John M. Rodecker mempresentasikan dengan diploma dari Perth Amboy Dewasa High School bahwa ia diterima setelah memenuhi persyaratan yang berkaitan dengan pengalaman hidupnya. “Halo, Ida, aku punya sesuatu untukmu di sini,” sambil Rodecker menyerahkan ijazah.

“Aku sangat senang. Aku ingin begitu lama,” kata Greene bersuara lembut, mengenakan topi dan gaun, yang melambai diploma ke keramaian di ruang makan penduduk di AristaCare di Alameda Center di Perth Amboy, di mana ia telah tinggal sejak Agustus 2008. “Ini merupakan hal yang besar untuk dihormati di wisuda saya (pada) usia 98 tahun. Aku sangat berterima kasih dan bersyukur kepada Allah.




“Terima kasih telah membuat impianku,” kata Greene yang dikelilingi oleh anggota keluarga untuk wisuda khusus perayaan.Meskipun pejabat negara belum menegaskan hal itu, Greene, yang ternyata 99 pada 9 April diyakini merupakan orang tertua di negara bagian untuk mendapatkan ijazah sekolah tinggi. Dia telah diundang untuk berpartisipasi dalam upacara wisuda sekolah pada bulan Juni.

Kata Rodecker Greene adalah sebuah contoh bagaimana mengejar pendidikan adalah bagian dari kehidupan seseorang. “Dia merasa hidupnya tidak terpenuhi tanpa ijazah,” kata Rodecker. Bagian terbaik dari perayaan adalah bahwa ijazah Greene bukan kehormatan, tetapi murni ia mendapatkannya, inspektur menambahkan.

“Tidak pernah terlalu terlambat untuk mendapatkan pendidikan. Anda membuktikan hal itu,” kata Walikota Wilda Diaz, yang disajikan Greene dengan proklamasi.